BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pancasila
sebagai dasar dan ideologi negara merupakan kesepakatan politik ketika negara
Indonesia didirikan, dan hingga sekarang di era globalisasi. Negara Indonesia
tetap berpegang teguh kepada pancasila sebagai dasar negara.Sebagai dasar
negara tentulah pancasila harus menjadi acuan Negara dalam menghadapi tantangan
global dunia yang terus berkembang. Di era globalisasi ini peran pancasila
tentulah sangat penting untuk tetap menjaga eksistensi kepribadian bangsa
indonesia, karena dengan adanya globalisasi batasan batasan diantara negara
seakan tak terlihat, sehingga berbagai kebudayaan asingdapat masuk dengan mudah
ke masyarakat. Hal ini dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi bangsa
indonesia, jika kita dapat memfilter dengan baik berbagai hal yang timbul dari
dampak globalisasi tentunya globalisasi itu akan menjadi hal yang positif
karena dapat menambah wawasan dan mempererat hubungan antar bangsa dan negara
didunia. Tapi jika kita tidak dapat memfilter dengan baik sehingga hal-hal
negatif dari dampak globalisasi dapat merusak moral bangsa dan eksistensi
kebudayaan indonesia. Dari faktor-faktor tersebutlah di butuhkan peranan
pancasila sebagai dasar dan pedoman negara dalam menghadapi tantangan global
yang terus meningkat di era globalisasi.
B. RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimana
Pengertian Pancasila?
2) Bagaimana
Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai-Nilai Nasionalisme?
3) Bagaimana
Pancasila Sebagai Pedoman Dalam Menghadapi Globalisasi?
4) Bagaimana
tantangan pancasila dalam era globalisasi?
5) Bagaimana
langkah-langkah menghadapi globalisasi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PANCASILA
1.
Secara Etimologis
Secara
etimologis pancasila berasal dari bahasa sansekerta dari india (bahasa kasta
Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalaha bahasa prakerta. Perkataan
pancasila mula-mula terdapat dalam kepustakaan budha di india. Ajaran Budha
bersumber pada kitab suci tri pritaka, terdiri atas tiga macam buku besar
yaitu:Sutta Pitaka, Abhidama Pitaka dan Vinaya Pitaka. Dalam ajaran budha
terdapat ajaran moral untuk mencapai nirwana dengan melalui samadhi, dan setiap
golongan berbeda kewajiban moralnya. Pandangan hidup suatu bangsa adalah
masalah pilihan, masalah putusan suatu bangsa mengenai kehidupan bersama yang
dianggap baik. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, berarti bahwa
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu dijadikan tuntunan dan pegangan
dalam mengatur sikap dan tingkah laku manusia Indonesia dalam hubungannya
dengan Tuhan, masyarakat dan alam semesta. Pancasila sebagai dasar Negara, ini
berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dijadikan dasar dan
pedoman dalam mengatur tata kehidupan bernegara seperti yang diatur dalam UUD.
2.
Secara Historis
Bangsa
memiliki ideologi dan pandangan hidup yang berbeda satu dengan yang lainnya,
diambil dari nilai-nilai yang tumbuh, hidup dan berkembang didalam kehidupan
bangsa yang bersangkutan. Demikian halnya dengan Pancasila yang merupakan
ideologi dan pandangan hidup bangsa Indonesia digali dari tradisi dan budaya
yang tumbuh, hidup, dan berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia sendiri
sejak kelahirannya dan berkembangnya menjadi bangsa yang besar seperti yang
dialami oleh dua kerajaan besar tempo dulu yaitu Kedaulatan Sriwijaya dan
Keprabuan Majapahit. Setelah berproses dalam rentang perjalanan.
B. PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP
NILAI-NILAI NASIONALISME
1.
Pengertian Globalisasi
Globalisasi
adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dantidak mengenal batas
wilayah, Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang
dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsalain yang akhirnya
sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi
bangsa- bangsa di seluruh dunia. Globalisasi adalah fenomena dimana
batasan-batasan antar negara seakan memudar karena terjadinya berbagai
perkembangan di segala aspek kehidupan, khususnya di bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi. Dengan terjadinya perkembangan berbagai aspek kehidupan
khususnya di bidang iptek maka manusia dapat pergi dan berpindah ke berbagai
negara dengan lebih mudah serta mendapatkan berbagai informasi yang ada dan
yang terjadi di dunia. Namun fenomena globalisasi ini tidak selalu memberi
dampak positif, berbagai perubahan yang terjadi akibat dari globalisasi sudah
sangatterasa, baik itu di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan
teknologi informasi. Berbagai dampak negatif terjadi dikarenakan manusia kurang
bisa memfilter dampak dari globalisasi sehingga lebih banyak mengambil hal-hal
negatif dari pada hal-hal positif yang sebenarnya bisa lebih banyak kita
dapatkan dari fenomena globalisasi ini. Kehadiran globalisasi tentunya membawa
pengaruh bagi kehidupan suatunegara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut
meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang
kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain-
lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.
2.
Pengaruh positif globalisasi
1) Dilihat
dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan
demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika
pemerintahan dijalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat
tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme
terhadap negara menjadi meningkat.
2) Dari
aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan
kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut
akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional
bangsa.
3) Dari
globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti
etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju
untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan
mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.
3.
Pengaruh negatif globalisasi
1) Globalisasi
mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan
dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi
Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa
nasionalisme bangsa akan hilang.
2) Dari
globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri
karena banyaknya produk luar negeri membanjiri diIndonesia. Dengan hilangnya
rasa cinta terhadap produk dalam negerimenunjukan gejala berkurangnya rasa
nasionalisme masyarakat kitaterhadap bangsa Indonesia.
3) Masyarakat
kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa
Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh
masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
4) Mengakibatkan
adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya
persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan
pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan
nasional bangsa.
5) Munculnya
sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antar perilaku sesama
warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan
bangsa. Pengaruh - pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh
terhadap nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan
rasanasionalisme terhadapbangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab
globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa yang di luar
negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan
dinegara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi
belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak
aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional,
ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.
C. TANTANGAN PANCASILA PADA ERA
GLOBALISASI
Tantangan
berat yang harus dihadapi ke dalam adalah masalah mentalitas bangsa.
Sikap-sikap yang melemahkan bangsa Indonesia seperti oportunis dan pragmatis
yang melemahkan ketahanan bangsa dan merenggangkan solidaritas terhadap sesama.
Sikap-sikap itu membuka lebar-lebar merajalelanya nafsu serakah di segala bidang,
keserakahan untuk menguasai harta benda, untuk berkuasa dan untuk dihormati.
Kondisi
itu mendorong orang untuk berlaku tidak jujur, tidak adil, dan bahkan bertindak
semena-mena dengan menyalahgunakan wewenang, menjalankan KKN, dan tidak
segan-segan melakukan tindakan kekerasan dan kriminalitas. Disposisi mental
seperti itu membuat seseorang mudah berbohong, munafik, sanggup berkhianat
terhadap sahabatnya, hingga tega menjual bangsa dan tanah airnya. Kondisi
demikian memberi peluang yang makin besar bagi dominasi kelompok kepentingan
global.
Oleh
karena itu untuk mengatasi keterpurukan bangsa dan membangun bangsa yang
seutuhnya, kita perlu meningkatkan ketahanan budaya dan ketahanan pangan bangsa
dan mengintegrasikannya melalui tindakan-tindakan komunikatif ke semua
instituasi. Sehingga dengan ketahanan pangan, maka bangsa ini mampu memenuhi
kebutuhannya sendiri. Sedangkan ketahanan budaya akan menjadi benteng bagi
derasnya budaya global yang tidak sesuai dengan budaya bangsa.
Pembentukan
ketahanan budaya dan pangan berarti menjalankan reorientasi semangat dan
cita-cita moral Pembukaan UUD 1945 yang intinya memperjuangkan pembebasan
bangsa dari kepentingan asing, berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
D. PANCASILA SEBAGAI PEDOMAN DALAM
MENGHADAPI GLOBALISASI
Pancasila
sebagai dasar negara Indonesia yang sudah ditentukan oleh parapendiri bernegara,
berbagai tantangan dalam menjalankan ideologi pancasila jugatidak mampu untuk
menggantikan pancasila sebagai ideologi bangsaIndonesia, pancasila terus
dipertahankan oleh segenap bangsa Indonesia sebagaidasar negara, itu
membuktikan bahwa pancasila merupakan ideologi yang sejati untuk bangsa
Indonesia. Oleh karena itu tantangan di era globalisasi yang bisa mengancam
eksistensi kepribadian bangsa, dan kini mau tak mau,suka tak suka , bangsa
Indonesia berada di pusaran arus globalisasi dunia. Tetapi harus diingat bahwa
bangsa dan negara Indonesia tak mesti kehilangan jati diri, kendati hidup
ditengah-tengah pergaulan dunia. Rakyat yang tumbuh di atas kepribadian bangsa
asing mungkin saja mendatangkan kemajuan, tetapi kemajuan tersebut akan membuat
rakyat tersebut menjadi asing dengan dirinya sendiri. Mereka kehilangan jati
diri yang sebenarnya sudah jelas tergambar dari nilai-nilai luhur pancasila.
Dalam arus globalisasi saat ini dimana tidak ada lagi batasan-batasan yang
jelas antar setiap bangsa Indonesia, rakyat dan bangsa Indonesia harus
membukadiri. Dahulu, sesuai dengan tangan terbuka menerima masuknya pengaruh
budaya hindu, islam, serta masuknya kaum barat yang akhirnya melahirkan
kolonialisme. Pengalaman pahit berupa kolonialisme tentu sangat tidak
menyenangkan untuk kembali terulang. Patut diingat bahwa pada zaman modern
sekarang ini wajah kolonialisme dan imperialisme tidak lagi dalam bentuk fisik,
tetapi dalam wujud lain seperti penguasaan politik dan ekonomi. Meski tidak
berwujud fisik, tetapi penguasaan politik dan ekonomi nasional oleh pihak
asingakan berdampak sama seperti penjajahan pada masa lalu, bahkan akan terasa
lebih menyakitkan. Dalam pergaulan dunia yang kian global, bangsa yang menutup
diri rapat-rapat dari dunia luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh kemajuan
zaman dan kemajuan bangsa-bangsa lain. Bahkan, negara sosialis seperti Uni
Soviet yang terkenal anti dunia luar tidak bisa bertahan dan terpaksa membuka
diri. Maka, kini, konsep pembangunan modern harus membuat bangsa dan rakyat
Indonesia membuka diri. Dalam upaya untuk meletakan dasar-dasar masyarakat
modern,bangsa Indonesia bukan hanya menyerap masuknya modal, teknologi, ilmu
pengetahuan, dan ketrampilan, tetapi juga terbawa masuk nilai-nilai sosial
politik yang berasal dari kebudayaan bangsa lain. Yang terpenting adalah bagaimana
bangsa dan rakyat Indonesia mampu menyaring agar hanya nilai-nilai kebudayaan
yang baik dan sesuai dengan kepribadian bangsa saja yang terserap. Sebaliknya,
nilai-nilai budaya yang tidak sesuai apalagi merusak tata nilai budaya nasional
mesti ditolak dengan tegas. Kunci jawaban dari persoalan tersebut terletak pada
Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara. Bila rakyat dan bangsa
Indonesia konsisten menjaga nilai-nilai luhur bangsa, maka nilai-nilai atau
budaya dari luar yang tidak baik akan tertolak dengan sendirinya. Cuma,
persoalannya, dalam kondisi yang serba terbuka seperti saat ini justru jati
diri bangsa Indonesia tengah berada pada titik nadir. Bangsa dan rakyat
Indonesia kini seakan-akan tidak mengenal dirinya sendiri sehingga budaya atau
nilai-nilai dari luar baik yang sesuai maupun tidak sesuai terserap
bulat-bulat. Nilai-nilai yang datang dari luar serta-merta dinilai bagus,
sedangkan nilai-nilai luhur bangsa yang telah tertanam sejak lama dalam hati
sanubari rakyat dinilai usang. Lihat saja sistem demokrasi yang kini tengah
berkembang di Tanah Air yang mengarah kepada faham liberalisme. Padahal, negara
Indonesia—seperti ditegaskan dalam pidato Bung Karno di depan SidangUmum PBB—menganut
faham demokrasi Pancasila yang berasaskan gotong royong, kekeluargaan, serta
musyawarah dan mufakat. Sistem politik yang berkembang saat ini sangat gandrung
dengan faham liberalisme dan semakin menjauh dari sistem politik berdasarkan
Pancasila yang seharusnya dibangun dan diwujudkan rakyat dan bangsa Indonesia.
Terlihat jelasbetapa demokrasi diartikan sebagai kebebasan tanpa batas. Hak
asasi manusia (HAM) dengan keliru diterjemahkan dengan boleh berbuat semaunya
dan tak peduli apakah merugikan atau mengganggu hak orang lain. Budaya dari
luar, khususnya faham liberalisme, telah merubah sudut pandang dan jati diri
bangsadan rakyat Indonesia. Pergeseran nilai dan tata hidup yang serba liberal
memaksa bangsa dan rakyat Indonesia hidup dalam ketidakpastian. Akibatnya,
seperti terlihat saat ini, konstelasi politik nasional serba tidak jelas. Para
elite politik tampak hanya memikirkan kepentingan dirinya dan kelompoknya
semata. Dalam kondisi seperti itu sakali lagi peran Pancasila sebagai pandangan
hidup dan dasar negara memegang peranan penting. Pancasila akan menilai
nilai-nilai mana saja yang bisa diserap untuk disesuaikan dengan nilai-nilai
Pancasila sendiri. Dengan begitu, nilai-nilai baru yang berkembang nantinya
tetap berada diatas kepribadian bangsa Indonesia. Pasalnya, setiap bangsa di
dunia sangat memerlukan pandangan hidup agar mampu berdiri kokoh dan mengetahui
dengan jelas arah dan tujuan yang hendak dicapai. Dengan pandangan hidup, suatu
bangsa mempunyai pedoman dalam memandang setiap persoalan yang dihadapi serta
mencari solusi dari persoalan tersebut.
E. LANGKAH-LANGKAH MENGHADAPI
GLOBALISASI
Dengan
adanya globalisasi, budaya negeri sendiri juga dapat bergeser karena dominasi
pengaruh budaya luar yang berakibat munculnya disorientasi, dislokasi atau
krisis sosial-budaya dalam masyarakat. Pengaruh globalisasi dalam bidang budaya
terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah
membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa
Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan
sehari-hari anak muda sekarang seperti kekerasan, seks bebas, konsumsi minuman
keras, dan narkoba. Jika hal tersebut terus berlangsung maka dapat menyebabkan
lunturnya nasionalisme dan patriotisme bangsa.
Sedangkan
dalam bidang pendidikan, globalisasi dapat mengakibatkan dunia pendidikan
dikuasai oleh pemilik modal, tergantung pada teknologi, dan melahirkan suatu
golongan-golongan di dalam dunia pendidikan serta masih banyak lagi yang
lainnya.
Sebenarnya,
kita tidak perlu khawatir dalam menghadapi globalisasi karena dampak
globalisasi yang tidak diinginkan dapat dicegah dan diatasi. Langkah-langkah
yang dapat dilakukan untuk mencegah dampak negatif globalisasi adalah bersikap
waspada dan selektif terhadap segala macam arus globalisasi tersebut. Sikap
selektif dapat diartikan sebagai sikap untuk memiliki dan menentukan alternatif
yang terbaik bagi kehidupan diri, lingkungan masyarakat, bangsa, dan negara
melalui proses yang berhati-hati, rasional, dan normatif terhadap segala macam
pengaruh luar sehingga apa yang telah menjadi pilihan dapat diterima oleh semua
pihak dengan penuh tanggung jawab.
Untuk
mengatasi globalisasi juga dapat dilakukan dengan menumbuhkan kembali rasa
nasionalisme bangsa agar masyarakat dapat mencintai negaranya. Langkah-langkah
dapat dilakukan antara lain yaitu:
1) Menyaring
budaya asing yang masuk ke negara kita harus yang sesuai dengan kepribadian
bangsa.
2) Mencintai atau membeli produk dalam negeri
sendiri.
3) Meningkatkan produksi dalam negeri agar dapat
bersaing dengan produksi negara negara maju.
4) Berusaha
mengikuti perkembangan IPTEK dan yang paling penting meningkatkan iman dan
takwa kepada Tuhan YME.
5) Menumbuhkan
semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam
negeri.
6) Menanamkan
dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
7) Menanamkan
dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
8) Mewujudkan
supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya
dan seadil- adilnya.
9) Selektif
terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial
budaya bangsa.
Dalam
bidang teknologi dan informasi, langkah yang dapat ditempuh adalah dengan
menyaring informasi yang baik dan bermanfaat. Selain itu juga diperlukan adanya
pengawasan dari semua pihak agar informasi yang beredar di masyarakat tidak
membawa dampak negatif terutama untuk kalangan muda. Masyarakat juga harus
berusaha mengikuti perkembangan IPTEK agar tidak tertinggal dari negara lain
dan tidak mudah dibodohi oleh informasi-informasi yang masuk dari luar.
Untuk
mengurangi sikap konsumtif, hendaknya setiap orang mempunyai kesadaran untuk
tidak bergaya hidup yang bermewah-mewahan atau dapat dilakukan dengan membeli
barang yang harganya lebih terjangkau namun mempunyai kualitas yang tidak jauh
berbeda seperti produk-produk dalam negeri. Hal ini juga berkaitan dengan
bidang ekonomi. Untuk mengurangi globalisasi dapat dilakukan dengan
meningkatkan produksi dan kualitas produk dalam negeri agar dapat bersaing dengan
produk luar. Promosi produk lokal melalui berbagai media massa juga dapat
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang produk dalam negeri dan menarik
konsumen untuk beralih pada produk lokal.
Masalah-masalah
pencemaran lingkungan yang lebih parah juga dapat dihindari dengan berbagai
macam cara antara lain dengan mengurangi penggunaan bahan-bahan yang berbahaya
untuk lingkungan, membuat alat filter pada cerobong-cerobong asap, membuat
tempat pembuangan dan pengolahan limbah serta meregenerasi hutan sebagai alat
filter alami.
Dalam
bidang budaya, masyarakat harus selektif memilih budaya dari luar dengan
mengambil kebudayan-kebudayaan yang sesuai dengan kebudayaan lokal. Budaya
lokal juga harus diangkat kembali dengan mengadakan berbagai macam pameran,
seminar, lomba-lomba kebudayaan, dan sebagainya. Kebudayaan yang diwariskan
secara turun-temurun harus terus dilestarikan agar tidak ada bagian yang
tertinggal. Untuk mendukung hal tersebut juga dapat dilakukan dengan menjaga
tempat-tempat bersejarah, wisata budaya, wisata alam, dan berbagai hal yang
berkaitan dengan adat istiadat daerah.
Dalam
bidang pendidikan juga tidak jauh berbeda. Pendidikan tidak akan pernah luput
dari komponen-komponen yang saling memiliki keterkaitan yaitu pendidik (guru),
peserta didik (murid), orang tua (keluarga), dan lingkungan. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan oleh semua komponen tersebut dalam menghadapi
globalisasi di dunia pendidikan. Pendidik (guru) mempunyai tugas utama untuk
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik dijalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Guru adalah orang yang bertanggung jawab atas peningkatan moral
pelajar dan kemerosotannya. Oleh karena itu, tugas guru tidak terbatas pada
kegiatan mengajar tapi yang terpenting adalah mencetak karakter murid. Dengan
cara mendidik yang baik maka dapat terbentuk karakter murid yang baik dan
kritis. Pembentukan karakter ini diperlukan agar murid dapat menanggapi dan
menyaring pengaruh globalisasi dengan tepat. Hal tersebut juga dapat diperkuat
dengan dukungan keluarga dan lingkungan sekitar. Kedua komponen ini harus lebih
kuat menanamkan nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat karena dengan
penanaman tersebut anak akan lebih mempunyai sifat nasionalisme. Pengawasan
juga harus dilakukan agar anak tidak terpengaruh oleh pihak luar dengan mudah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah
membahas latar belakang dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa bangsa dan
negara Indonesia tidak bisa menghindari akan adanya tantangan globalisasi,
dengan menjadikan pancasila sebagai pedoman dalam menghadapi globalisasi bangsa
Indonesia akan tetap bisa menjaga eksistensi dan jatidiri bangsa Indonesia. Dan
dengan adanya pendidikan pancasila saya harap para pemuda penerus bangsa ini
tidak akan terlalu terpengaruh dengan budaya luar yang akan mempengaruhi budaya
di Indonesia yang telah turun termurun di wariskan oleh pendahulu kita.
B. SARAN
Rakyat
Indonesia diharapkan bisa tetap menjaga kepribadian bangsa dalam menghadapi
tantangan globalisasi,serta bisa mengambil hal-hal positif dari efek
globalisasi dengan tetap berpegang teguh kepada pancasila sebagai dasar negara
sehingga bisa membantu pembangunan dan perkembangan negara.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Ahmad Muchji, Drs,H.MM.dkk,Gunadarma,Jakarta,PendidikanPancasila,2006.
3.http://sukatulis.wordpress.com/2010/12/11/fungsi-dan-kedudukan-
pancasila/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar