Senin, 14 November 2016

Makalah Manajemen “ Perusahaan Perseorangan : Warteg Kharisma Bahari ”



Kata Pengantar
Alhamdulillah segala puji hanyalah bagi Allah SWT, Tuhan pengatur semesta alam yang maha pengasih lagi maha penyayang. Hanya atas perkenan, rahmat, dan karunia-Nya, serta atas bantuan semua pihak, makalah ini dapat diselesaikan. Dewasa ini, dunia perekonomian mengalami perubahan yang sangat pesat karena dipengaruhi beberapa faktor yang menyebabkan arus kemajuan global perekonomian yang tidak dapat dibendung.
Salah satu aspek yang mendorong kemajuan tersebut adalah perusahaan perseorangan yang merupakan subfaktor pendukung terhadap negara menjadi maju dari aspek ekonomi. Karena perusahaan merupakan faktor utama dari negara untuk maju ke depannya. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tema “ Perusahaan Perseorangan” dengan contoh kasus usaha warteg, usaha yang kadang dipandang sebelah mata, namun mempunyai andil yang besar bagi masyarakat juga pemerintah.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi penyajian maupun materinya. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah. Kami berharap semoga makalah ini akan memberi manfaat, khususnya bagi kami, serta bagi semuanya. Aamiin.
Jakarta, September  2016

                                                                                               Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ 1
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 6
2.1 Pengertian Perusahaan Perseorangan.............................................................6
2.2 Peranan Warteg dalam Perekonomian Negara..............................................7
2.3 Cara Meningkatkan Keuntungan di Usaha Kecil&Menengah......................9
2.4 Meningkatkan Kinerja Produksi di Usaha Kecil&Menengah......................10
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 13
3.2 Kritik dan Saran .......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA …………………….…................................................. 14




BAB I
Pendahuluan
1.1  Latar Belakang
Negara berkembang seperti Indonesia di dalamnya banyak perusahaan yang tergolong dalam perusahaan perseorangan. Perusahaan perseorangan merupakan perusahaan yang tidak berbadan hukum walaupun perusahaan itu merupakan perusahaan dagang yang besar. Ini dikarenakan subjek hukumnya adalah orang-orang yang menjadi pengurusnya, jadi bukan badan usaha itu sendiri karena ia bukanlah hukum sehingga tidak dapat menjadi subjek hukum. Harta perusahaan bersatu dengan harta pribadi para pengurus atau anggotanya. Akibatnya kalau perusahaannya pailit, maka harta pengurus atau anggotanya ikut tersita juga.
Macam-macam perusahaan perseorangan antara lain toko kelontong, toko pakaian, perusahaan konstruksi lokal, usaha laundry, tukang bakso keliling, warteg, dan lain-lain. Di kota besar seperti Jakarta, tidak jarang kita temui warteg di sudut-sudut kota. Baik yang sudah lama berdiri seperti warteg Warmo, sampai dengan warteg yang baru berdiri sekalipun menjamur sekali di kota ini. Karena banyaknya pengusaha warteg di Jakarta, para pengusaha warteg ini pun mempunyai inisiatif untuk mendirikan perhimpunan kowarteg (Koperasi Warung Tegal) yang bertujuan untuk menjalin kerjasama dan membantu anggotanya melalui wadah koperasi tersebut.
Banyaknya pendatang dari daerah ke Jakarta tentu menjadi alasan utama mengapa Warung Tegal makin bertambah jumlahnya dan makin kuat eksistensinya. Dalam arti, banyak dari mereka yang bekerja di wilayah Jakarta dan sekitarnya sebagai buruh bangunan, buruh pabrik, tukang becak, sopir bus, dan profesi blue collar lainnya yang umumnya berpenghasilan rendah, menggantungkan kebutuhan makan mereka pada warteg.
Penghasilan yang rendah dan keberadaan warteg sudah pasti dihubungkan dengan kemampuan finansial untuk mencari biaya makan yang murah. Maklum saja, biaya hidup di kota-kota besar begitu tinggi. Sehingga dengan kondisi demikian, warteg menjadi solusi tersendiri bagi kaum ekonomi menengah ke bawah untuk menikmati makan yang murah meriah. Selain itu, target konsumen mereka adalah para mahasiswa daerah yang indekost. Tidak heran kalau di daerah kampus, warteg dapat dicari dengan mudah.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa definisi perusahaan perseorangan?
2.      Bagaimana peranan warteg dalam pergerakan ekonomi negara?
3.      Bagaimana cara meningkatkan keuntungan di bidang usaha kecil dan menengah khususnya warteg?
4.      Bagaimana cara meningkatkan mutu kinerja warteg sebagai usaha kecil dan menengah dalam produksi dan produktivitas?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
a.       Mengetahui definisi perusahaan perseorangan dengan ciri-cirinya.
b.      Mengetahui peranan warteg sebagai usaha perseorangan dalam menggerakkan perekonomian.
c.       Mengetahui cara meningkatkan keuntungan dalam perusahaan perseorangan, dalam hal ini diwakili warteg.
d.      Mengetahui cara meningkatkan mutu, kinerja produksi, dan produktivitas warteg sebagai rumah makan.

           






 BAB II
Pembahasan
2.1 Pengertian Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah suatu perusahaan atau bisnis yang dimiliki oleh pemilik tunggal sedangkan pengusaha perorangan adalah pemilik dari suatu perusahaan perseorangan. Bagi yang hendak memulai bisnis kecil, bentuk perusahaan perseorangan atau yang juga dikenal dengan usaha dagang adalah bentuk yang dipandang paling sesuai. Perusahaan perseorangan merupakan bentuk badan usaha yang biasanya didirikan oleh individu dan dikelola secara mandiri oleh satu orang. Umumnya modal untuk sebuah perusahaan perseorangan juga berasal dari satu orang saja.
Semua orang bebas berkembang membuat bisnis personal tanpa ada batasan untuk mendirikannya. Dari segi permodalan pengusaha perseorangan dapat saja mendapatkan pinjaman dari kreditor untuk operasional perusahaan, tetapi tidak berarti pinjaman itu sebagai bukti kepemilikan lain dari orang tersebut. Akibat dari adanya utang tersebut pemilik bertanggung jawab langsung dalam pelunasan utang tersebut dan apabila terjadi keuntungan, pengusaha tidak perlu membagi keuntungannya kepada kreditor.
Perusahaan perseorangan adalah perusahaan yang paling digemari oleh masyarakat karena bentuk usaha ini di kelola oleh satu orang yang mengendalikan semua keputusan dan menerima seluruh profit serta bertanggung jawab atas semua utang dan kewajiban.
Laba yang dihasilkan oleh perusahaan perseorangan adalah menjadi milik pribadi yang diterima oleh para pengusaha tersebut dan terkena pajak yang diwajibkan oleh pemerintah.
Ciri-ciri dari perusahaan perseorangan sebagai berikut :
1.      Relatif mudah didirikan dan juga dibubarkan
2.      Tanggung jawab tidak terbatas dan bisa melibatkan harta pribadi
3.      Tidak ada pajak, yang ada adalah punggutan dan retribusi
4.      Seluruh keuntungan dinikmati sendiri
5.      Roda perusahaan diatur secara pribadi
6.      Dapat dipindah tangankan
7.      Jangka waktu perusahaan tidak terbatas atau seumur hidup.

2.2 Peranan Warteg dalam Ekonomi Negara
Pada kurun tahun 1970-an ketika arus urbanisasi besar-besaran mulai terjadi di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia, para pendatang yang mayoritas berasal dari Tegal dan Slawi mencoba peruntungannya di bidang usaha makanan. Pendorong utamanya jelas, bahwa orang-orang Tegal yang merantau memandang kota-kota besar, seperti Jakarta dan sekitarnya merupakan lahan bisnis yang menjanjikan. Mereka pun menamakan warung nasinya dengan nama warteg, karena memang dimiliki oleh orang-orang Tegal. Hampir seluruh usaha rumah makan tersebut di wilayah manapun diberi label “Warteg”. Ini bukan bisnis franchise, tapi istilah warteg itu sendiri memang betul-betul sudah menjadi brand image atau dengan kata lain sudah menjadi istilah yang merakyat di mata masyarakat Indonesia sampai saat ini.
Di Jakarta sendiri ada satu nama warteg yang diberi nama Kharisma Bahari. Warteg ini sudah mempunyai cabang cukup banyak yang tersebar di jabodetabek. Warteg ini mempunyai warna khas yaitu hijau dan kuning pada warna dindingnya serta warna merah pada tulisannya sehingga orang-orang pun mengenalinya dengan baik jika ia melewati warteg ini. Dengan mengusung konsep warteg yang jauh lebih bersih ketimbang warteg lainnya, warteg ini sukses mengumpulkan omzet sebanyak 1 juta hingga 5 juta rupiah per hari tergantung luas tempatnya. Dan kini, warteg Kharisma Bahari sudah ekspansi hingga 92 cabang di sekitaran Jakarta.
Di Jakarta saja, jumlah warteg sebanyak 25.000 buah. Misalnya, omzet yang didapat 2 juta rupiah per hari maka akan didapat data perputaran uang sebanyak 50 miliar per harinya di Jakarta hanya dari konsumen dan pihak warteg saja. Belum lagi, pihak supplier bahan mentah makanan dan minuman, penyedia ruangan sewa (bagi warteg yang sewa), perparkiran di depan warteg. Maka warteg seharusnya dibuatkan aturan-aturan dari pemerintah yang jelas dan berpihak pada warteg dan konsumennya.



2.3 Meningkatkan Keuntungan di Bidang Usaha Warteg
Pertama, jangan selalu memandang bisnis itu identik dengan uang atau keuntungan usaha yang besar. Jika itu satu-satunya alasan untuk menjalankan sebuah bisnis, kemungkinan besar tidak akan berhasil. Mengapa? Karena hampir bisa dipastikan, bulan-bulan atau tahun-tahun pertama kita memulai usaha, kita akan lebih banyak mengeluarkan uang. Misalnya saja, nasi dan lauk pauk yang tidak terjual karena faktor brand image yang belum tertanam di masyarakat.
Kedua, dengan kondisi yang masih terlalu dini dalam bisnis barunya, order dengan jumlah keuntungan usaha yang kecil seharusnya bisa dijadikan pengalaman. Suatu  perjalanan dimulai dengan sebuah langkah, dan mulailah dengan langkah yang kecil. Keuntungan usaha itu tidak hanya berupa materi, tapi bisa juga non materi seperti pengalaman, pengetahuan bahkan kepuasan pribadi.
Ketiga, jangan pernah menolak konsumen yang membeli dalam jumlah kecil.Kita harus tahu bahwa salah satu kebiasaan dari smart konsumen adalah “tidak membeli dalam jumlah besar” di awal pembelian. Mereka cenderung melakukan pembelian coba-coba. Nah, database pelanggan inilah yang sangat dibutuhkan. Memang pada awalnya, keuntungan usaha  sedikit. Tapi setelah itu, kita bisa menggunakan 2 cara untuk meningkatkan keuntungan usaha. Caranya dengan :
1. Up Sell
Kita menawarkan versi produk atau jasa lebih. Contohnya, misalkan kita menjual nasi, ayam goreng dan es teh manis. Anggap keuntungan usahanya hanya 3 ribu rupiah. Memang terhitung kecil.Namun, jika kita melayani dengan penuh senyum dan kesabaran, konsumen pasti merasa bahagia dan keesokan harinya, kita coba berikan penawaran menarik kembali dengan versi yang lebih tinggi, seperti ada dua jenis es teh manis, yaitu gelas sedang, gelas besar, dan gelas jumbo. Ini akan menambahkan sedikit keuntungan untuk kita.
2. Cross Sell
Kita menawarkan lebih dari yang konsumen cari. Contoh cross sell yaitu, misalnya kita hanya membeli ayam goreng saja, dengan sigap pelayannya akan menawari kita “Oreknya mase?”. Kemudian dia menawarkan lagi “Sambal, kuah mase?” Kemudian kita ditawari lagi “Minumnya apa mase?”.
Dan hebatnya, menurut hasil survei pasar, presentase keberhasilan teknik penawaran seperti ini mencapai 70 hingga 80%.

2.4 Cara Meningkatkan Mutu Kinerja Warteg dalam Produksi dan Produktivitas
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata produksi dan produktivitas. Berikut beberapa pengertiannya:
 “Produksi adalah pengubahan bahan-bahan dari sumber-sumber menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen. Hasil tersebut dapat berupa barang ataupun jasa. Selain itu produksi juga merupakan suatu kegiatan memproses input (faktor produksi) menjadi suatu output.”
 “Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang yang diproduksi) dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut”
Dalam suatu proses produksi dan produktivitas perusahaan perseorangan, adakalanya mengalami kendala dan hambatan yang dialami. Hal ini karena proses dalam kinerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor tertentu. Faktor-faktor tersebut dapat memberi pengaruh yang cukup besar.
Dalam peningkatan produksi dan produktivitas, peran manajemen sangat diperlukan. Di bidang ini, manajemen memiliki lingkup ruang tersendiri, yaitu manajemen produksi. Dalam melakukan kegiatan produksi ada berbagai faktor yang harus dikelola yang sering disebut sebagai faktor – faktor produksi yaitu :

  1.  Bahan makanan
  2. Peralatan
  3. Manusia atau karyawan
  4. Modal atau uang
  5. Manajemen yang akan memfungsionalisasikan keempat faktor yang lain


Dengan demikian manajemen produksi berkaitan dengan pengelolaan faktor– faktor produksi sedemikian rupa sehingga keluaran (output) yang dihasilkan sesuai dengan permintaan konsumen baik kualitas, harga maupun waktu penyampaiannya. Manajemen  produksi (operasi) bertanggung jawab atas dihasilkannya keluaran (output) baik yang berupa produk maupun jasa yang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan konsumen dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau serta disampaikan tepat pada waktunya.
Bertitik tolak dari tanggung jawab ini maka ukuran kinerja suatu sistem operasi dapat diukur dari :
1. Ongkos Produksi
Ongkos produksi ini meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan makanan yang enak untuk konsumen. Dengan ongkos produksi yang murah diharapkan bahwa makanan dapat dipasarkan dengan harga yang dapat dijangkau oleh konsumen.
2. Kualitas Produk
Kenyataan menunjukan bahwa konsumen tidak hanya memilih makanan yang harganya murah namun juga makanan yang berkualitas, oleh sebab itu baik buruknya suatu sistem produksi juga diukur dari kualitas makanan yang dihasilkan oleh warteg tersebut. Ukuran kualitas makanan yang dimaksudkan disini tentunya yang disesuaikan dengan selera konsumen bukan ukuran kualitas secara bahan semata.
3. Tingkat Pelayanan
Bagi konsumen untuk menilai baik buruknya suatu warteg lebih dinilai dari pelayanan yang dapat diberikan oleh warteg kepada konsumen itu sendiri.

BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Warteg merupakan salah satu contoh brand yang dapat mengaplikasikan strategi pemasaran yang cukup baik sehingga dapat membawanya menjadi market leader di bidang rumah makan kelas menengah ke bawah. Warteg juga secara tidak sadar menggerakkan perekonomian rakyat karena sudah membantu perputaran uang di kota-kota besar di Indonesia.
3.2 Kritik dan Saran
Warteg haruslah lebih bersolek agar tidak tersaingi oleh rumah makan sekelas warteg yang lainnya. Dan ini sudah diawali dengan baik oleh warteg Kharisma Bahari yang tetap menjaga kebersihannya agar tidak dipandang sebelah mata lagi oleh orang-orang. Namun, bagi warteg yang sukses membuka cabang jangan terus membuka cabang sebanyak-banyaknya tapi buatlah dulu standardisasi pembuatan warteg agar jarak warteg yang satu dengan warteg yang lain agak jauh dan tetap mengutamakan persaudaraan sesama pengusaha warteg.


 Daftar Pustaka

DH Basu Swastha DR. 1998. Pengantar Bisnis Modern. Liberty : Yogyakarta.
http://www.tribunnews.com/travel/2015/10/22/pemilik-warteg-ini-sukses-ekspansi-hingga-92-cabang-di-jakarta-sekitarnya-ini-dia-rahasianya



Tidak ada komentar:

Posting Komentar